Gresiknews1,Gresik - Puluhan warga di Kecamatan Manyar seperti warga Desa Manyar Sidomukti, Manyar Sidorukun, Manyar Komplek, dan warga Manyar lain yang mengatasnamakan diri Bariasan Orag Manyar Bersatu (BOMB)menggelar demo di pintu masuk Pelabuhan Internasional, Rabu (20/5). Mereka menolak pembangunan Pelabuhan Internasional yang menelan investasi hingga puluhan triliun itu. Sebab, keberadaan pelabuhan tersebut tidak menguntungkan masyarakat sekitar.
Justeru, keberadaan pelabuhan tersebut membuat masyarakat, khususnya nelayan dan petambak sengsara. Sebab, keberadaan pembangunan proyek pelabuhan yang baru berjalan sekitar 30 persen tersebut, telah merusak tambak warga yang berada di sekitar pelabuhan.
Pasca dibangunnya proyek pelabuhan tersebut, juga mengakibatkan hasil tangkapan ikan nelayan menurun, karena ekosistem laut rusak. Terlebih, terumbu karang. " Kami juga menyesalkan proyek pelabuhan, karena kurang memerhatikan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) membuat lingkungan tambak dan laut rusak, " kata korlap pendemo, Entis Sutisna Korlab Aksi.
Menurut Entis, proyek pembangunan Pelabuhan Internasional, juga mengakibatkan kali dan sungai yang menghubungkan areal pertambakan warga Manyar jadi menyempit. Padahal, kali dan sungai tersebut dulunya lebar, sehingga sangat nyaman digunakan lalu lintas perahu nelayan. " Sekarang kali dan sungainya menyempit. Ini disebabkan keberadaan proyek pelabuhan, " cetusnya.
Karena itu, Entis meminta menagemen proyek Pelabuhan Internasional bertang gungjawab atas kerusakan-keruskan tersebut. Kalau tidak, warga Manyar mengancam akan terus lakukan demo hingga tuntutan mereka dipenuhi oleh pihak pelabuhan.
Tuntutan itu, tambah Entis, ada lima. Pertama, hentikan proyek pelabuhan Kali Mireng (Internasional). Kedua, hentikan perindustrian di Pelabuhan Internasional. Ketiga, kembalikan ekosistem yang rusak. Keempat kembalikan aset-aset desa seperti kali dan sungai yang makin sempit. Dan, kelima kembalikan mata pencaharian kami (warga).
Sementara Kepala Desa (Kades) Manyar Sidomukti, fauzi mengatakan, Amdal proyek pembanguan Pelabuhan Internasional acal-acakan. Untuk itu, dampak proyek tersebut merusak areal-areal di sekitarnya. Sebagai contoh, menyempitnya kali dan sungai. " Kami minta pihak Pelindo III dan managemen pelabuhan lakukan sosialisasi dengan warga. Jangan sluman-slumun masuk ke areal orang tanpa pamit, " pintanya.
Demo puluhan warga Manyar yang berlangsung sekitar 3 jam tersebut, membuat aktivitas di Pelabuhan Internasional lumpuh total. Ratusan truk pemuat galian C baik yang akan masuk maupun yang keluar dari pelabuhan terhenti. Sehingga, mengakibatkan deretan truk yang terpakir di dalam pelabuhan mengular hingga kiloan meter. Sementara truk pemuat galian C yang akan masuk ke pelabuhan yang terhenti di jalan raya, mengakibatkan jalan jadi macet hingga berkilo-kilo meter.
Generar Manager (GM) PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera (BKMS), Yogo Voluntoro selaku pengerja proyek Pelabuhan Internasional membantah, kalau pihaknya selama ini tidak lakukan sosialisasi dengan warga sekitar pelabuhan sebelum proyek dikerjakan. " Sudah, untuk sosialisasi sudah kami lakukan, " katanya.
Menurut dia, apa yang dituduhkan para pendemo tidak benar. Misalnya, proyek tidak ada Amdalnya, kali dan sungai menjadi menyempit dan lainnya." Tidak betul itu. Kami tidak mengotak-atik barang-barang yang menjadi aset desa," jelasnya.
Namun, dia tidak menampik, bahwa apa yang dituntut pendemo, semuanya belum bisa dipenuhi. Tapi, pihaknya akan berusaha memenuhinya." Kami akan rundingkan dengan masyarakat bersama terkait tuntutan tersebut, " jelasnya.
Ditambahkan dia, di areal pelabuhan ada 2 proyek yang sedang dikerjakan. Pertama, proyek kawasan industri yang berdiri diatas 40 hektar lahan. Dan yang kedua proyek pelabuhan yang berdiri di atas lahan 300 hektar. Untuk tahap awal 2 projec tersebut membutuhkan 1.760 hektar lahan. " Kami menargetkan, tahap awal pada tahun 2017, aktivitas kawasan industri dan pelabuhan sudah mulai, " pungkasnya.arz